Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Proses Perang Peloponnesos

Proses Perang Peloponnesos. Foto: Istimewa


Proses Perang Peloponnesos - Persaingan antara Athena dan Sparta mencapai puncaknya ketika meletusnya Perang Peloponnesos. 

Athena memimpin Liga Delian melawan Liga Peloponnesia yang dipimpin oleh Sparta. Athena memiliki armada laut yang terkenal sangat kuat di Yunani sementara Sparta merupakan para prajurit dengan kemampuan berperang yang tidak diragukan lagi dan tidak terkalahkan di darat.  

Perang Peloponnesos diawali dengan serangan Sparta oleh Raja Archidamus II di Atticca pada tahun 431 SM. Perikles, pemimpin Athena sudah mengantisipasi serangan Sparta, dengan memindahkan penduduk pedesaan ke dalam kota yang dilindungi benteng. Sebelumnya, Athena telah membangun benteng dan dilengkapi dengan tembok besar yang menghubungkan Athena dengan pelabuhan Piraeus. 

Dengan adanya benteng dan tembok yang terhubung dengan pelabuhan, Athena dapat memenuhi kebutuhannya dengan mudah. Athena masih dapat melakukan perdagangan dengan bangsa luar, seperti Mesir. 

Sementara itu, armada laut Athena masih melakukan blokade di semenanjung Peloponnesia. Ini membuat Sparta khawatir jika nantinya armada laut Athena akan menyerang wilayahnya. Sparta pun mengirim sebagian pasukannya untuk pulang.  Strategi yang diterapkan Perikles nampaknya berhasil, benteng Athena sulit untuk ditembus oleh pasukan Sparta yang sedikit.

Sialnya pada tahun 430 SM bencana menyerang Athena. Wabah penyakit datang menyerang penduduk Athena. Sepertiga dari populasi penduduk Athena meninggal akibat penyakit ini termasuk pasukan militer Athena. Epidemi ini juga mengakibatkan pemimpin Athena, Perikles meninggal dunia pada tahun 429 SM. 

Sepeninggal Perikles, maka munculah tokoh oposisi menggantikan Perikles yaitu Cleon. Pasukan Athena menjadi lebih agresif di bawah kepemimpinannya dalam melawan Sparta. Penyerangan ke Peloponesia pun dimulai, dipimpin Jenderal Demosthenes dengan membawa 5 kapal Trireme dengan sekitar 400 pasukan Hoplites. Ketika dalam perjalanan mereka terkena badai hingga hampir sampai ke daratan dekat Semenanjung Pylos. 

Di dekatnya terdapat Pulau Spachteria yang menjadi pos terlemah dari Sparta. Dengan strategi perang Demosthenes maka pasukan Sparta mampu dijebak di Spachteria. Akhirnya, Athena mendapatkan kemenangannya atas Sparta di Spachteria, mereka berhasil menangkap sekitar 300 hingga 400 pasukan Hoplites milik Sparta yang kemudian dijadikan sebagai tawanan.  

Mengetahui hal tersebut jenderal pasukan Sparta, Brasidas mengumpulkan pasukannya dan bergerak menuju ke Amphipolis kota koloni Athena yang merupakan kota penghasil perak yang menjadi sumber dana perang utama bagi Athena. 

Thucydides yang mengetahui hal itu mencoba mengejar pasukan Sparta namun terlambat menghalau Brasidas menyerang Amphipolis. Kedua pimpinan dari Sparta dan Athena, yaitu Brasidas dan Cleon meninggal dalam perang ini. 

Setelah hal tersebut maka kedua belah pihak setuju untuk mengadakan perjanjian damai pada tahun 421 SM, yang syaratnya adalah kota Amphipolis ditukar dengan pasukan Sparta yang telah ditawan oleh Athena, perjanjian tersebut disebut Peace of Nicias dimana mempertahankan status quo selama 50 tahun. 

Dengan adanya Perjanjian Nicias pun tidak merubah faktor rivalitas antara kedua daerah tersebut. Setelah meninggalnya Cleon, Athena mengadakan pemilihan dan dimenangkan oleh Alcibiades, keponakan dari Perikles. 

Dalam masa ini Athena memanfaatkan waktu untuk berkoalisi dengan Argos, Mantinea, dan Elis. Namun seiring dengan berjalannya peperangan, Sparta mengalahkan Martinea dan setelah itu Sparta membuat perjanjian dengan Argos yang secara langsung merupakan sebuah pengkhianatan.

Di lain tempat yaitu di Sicilia, sekutu Athena diserang oleh bangsa dari Syracuse. Bangsa Syracuse adalah bangsa Dorian (petarung) maka dengan itu Alcibiades memerintahkan untuk membantu sekutunya tersebut dengan mengirimkan Jenderal Nicias dan pasukannya untuk berlayar ke Sicilia. Dalam ekspedisi itu terdapat 134 kapal, lebih dari 500 infantri, dan 30 kavaleri. 

Setelah sampai di Sicilia sejumlah kota disana mulai bergabung dengan pasukan Athena. Dalam sekejap saja Syracuse mampu dihancurkan oleh jumlah pasukan Athena yang sangat superior tersebut. Namun mereka terhalang oleh datangnya musim dingin, akibatnya pasukan Athena menunggu dan menghabiskan waktu mereka untuk merencanakan untuk menghancurkan Syracuse secara total. 

Penundaan penyerangan oleh pasukan Athena tersebut ternyata mampu dimanfaatkan oleh pihak Syracuse dengan mencoba meminta bantuan kepada Sparta, dan akhirnya Sparta mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Gylippus. Ternyata dengan bantuan tersebut, Syracuse dapat dipertahankan dan mengalahkan pasukan Athena. 

Setelah kekalahan tersebut, pasukan Athena di Syracuse meminta bantuan juga dari pusat dan dikirimkanlah jenderal brilian mereka yaitu Demosthenes. Setelah mengalami beberapa pertempuran lagi pasukan Athena tetap saja mengalami kekalahan, oleh karena itu Demosthenes menganjurkan untuk mundur, Nicias awalnya menolak tetapi pada akhirnya menyetujui. Seluruh pasukan hampir terbunuh dan hanya sedikit saja yang mampu kembali. 

Dengan berakhirnya perang di Sicilia, sekali lagi Athena juga mengalami kekalahan. Athena mencoba untuk bertahan setalah mengalami kekalahan tersebut dan mencoba untuk bangkit kembali dengan cepat. 

Memanfaatkan kelemahan Sparta yang lambat dalam menyiapkan pasukannya ke Aegea dan kelelahan fisik pasukannya serta ketidaksigapan pegawai pemerintahan dari Sparta yang memang tidak terlatih sebagai diplomat. Selain itu Athena juga mempunyai kekayaan yang sangat berlimpah. Namun Athena juga sempat mengalami pemberontakan revolusi oligarki. 

Pertempuran terakhir pun terjadi pada tahun 406 SM, Athena memenangkan pertempuran Laut di Arginusae, dimana Sparta kehilangan banyak kapal dan mengalami penurunan moral. Sparta yang dipimpin oleh Jendral Lysander. 

Ternyata Lysander telah belajar banyak dari kekalahan di Arginusae dalam pertempuran di Laut Aegospotami pada tahun 404 SM. Sparta melakukan kesepakatan dengan musuh lamanya, Persia untuk meminta bantuan mengalahkan armada laut Athena. 

Kemenangan pun menjadi milik Sparta dengan mampu menghancurkan 168 kapal dan menangkap sekitar tiga ribu pasukan Athena dengan bantuan Persia. Benteng dan tembok Athena pun dapat dihancurkan oleh pasukan Lysander di daratan. 

Akhirnya pada tahun 404 SM Athena menyerah setelah mengalami peperangan yang cukup panjang. Armada laut Athena dikurangi dan mereka diwajibkan untuk membayar kerugian perang. Liga Delian dibubarkan dan Pemerintahan Oligarki Sparta menggantikan Pemerintahan Demokrasi Athena. Sparta pun menjadi polis terkuat dan penguasa di Yunani.

Sumber:

Encyclopedia Britannica. Peloponnesian War. https://www.britannica.com/event/Peloponnesian-War diakses pada tanggal 1 Maret 2020

Greenwald, Bryon. (2016). Thucydides' History of the Peloponnesian War: The Thinking Man's Guide. The Marine Corps gazette. hlm. 77-78

History. (2009). Peloponnesian War: Who Won, History, and Definition. https://www.history.com/topics/ancient-history/peloponnesian-war. diakses pada 2 Maret 2020

J. A. R. Munro. (1937). The End of the Peloponnesian War. The Classical Quarterly, 31, pp 32-38

National Geographic. The Peloponnesian War. https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/peloponnesian-war/ diakses pada tanggal 1 Maret 2020

Ricard Crawley. (2009). The History of the Peloponnesian War, by Thucydides 431 BC. https://www.gutenberg.org/files/7142/7142­h/7142­h.htm. hlm. 220-228




Posting Komentar untuk "Proses Perang Peloponnesos"