Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bangunan Sejarah Masa Hindu-Buddha

Candi Sewu di Klaten sebagai bangunan sejarah masa Hindu-Buddha


Bangunan Sejarah Masa Hindu-Buddha - Dimulai sekitar tahun 400-an ketika orang-orang India datang ke Indonesia. Hasil peninggalan sejarah Masa Hindu-Buddha terdiri dari beberapa tipe:

  • Menara, berwujud candi atau wihara
  • Punden (berundak maupun yang tak berundak), misalnya Candi Borobudur
  • Petirtaan, misalnya Petirtaan Tikus
  • Stupa
  • Gua
  • Gapura (paduraksa maupun bentar/belah), bentar yaitu gapura tanpa atap ditemukan di bangunan-bangunan milik pejabat, dan masuk ke dalam (bangunan suci) terdapat paduraksa yakni gapura dengan atap. 

Ciri-ciri bangunan zaman Hindu-Buddha berdasarkan lokasi geografisnya, dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni sebagai berikut.

Jawa Tengah

  1. Bentuknya tambun
  2. Atapnya berundak-undak
  3. Pintu Candi dihiasi Kala-Makara
  4. Bentuk Kala tidak berdagu
  5. Relief timbul agak tinggi, bersifat naturalis atau alami, misalnya manusia digambar berwujud manusia
  6. Pada umumnya menghadap ke arah timur
  7. Cara membaca relief umumnya mengakanankan candi (pradaksina), candi sebagai tempat peribadatan (tetapi terdapat pengecualian seperti di Candi Prambanan)

Jawa Timur

  1. Bentuknya ramping
  2. Atapnya perpaduan tingkatan
  3. Puncak atapnya berbentuk kubus
  4. Pintu candi hanya di bagian atas saja (ada hiasan kala)
  5. Kepala kala bibir atas-bawah lengkap, mata melotot
  6. Relief timbul sedikit , sifat simbolis, cerita digambar hanya berupa sinopsis
  7. Pada umumnya menghadap ke arah barat
  8. Cara membaca relief umumnya mengkirikan candi (prasawiya), candi sebagai makam

Luar Jawa

  1. Kelompok candi di Bali
  2. Kelompok candi di Sumatra

Bentuk bangunan Hindu-Buddha berdasarkan sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan tempat di mana bangunan itu didirikan, terdiri sebagai berikut:

  1. Sistem pemerintahan feodalistis, dicirikan dengan candi induk di tengah dan dikelilingi oleh perwara. Raja sebagai wakil dewa. misalnya candi di Jawa Tengah bagian selatan, seperti Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan.
  2. Sistem pemerintahan demokratis, ditandai dengan candi yang bebas terpencar-pencar, tak beraturan, misalnya candi di Jawa Tengah bagian utara, sepeti peninggalan Dinasti Sanjaya (kelompok Candi Dieng dan Gedongsongo).
  3. Sistem pemerintahan Federalis, memiliki ciri letak candi induk di bagian belakang, sedang candi kecil berbasis di bagian depan. Tanah yang datar membuat bangunan candi merebah ke belakang, jika tanah berundak bangunan berundak-undak ke atas dan belakang tetapi memusat. Misalnya Candi Panataran (diawali candi kecil kemudian altar-altar dan diakhiri candi utama), Candi Jago (bertingkat-tingkat merebah ke belakang atau tingkatan induknya di belakang) yang bermasa di Jawa Timur, yang dilihat angka tahun di candi terutama pada masa Singasari dan Majapahit.

Pengelompokan bangunan zaman Hindu-Buddha berdasarkan kerajaan-kerajaan yang mendirikannya: 

  1. Kerajaan Dinasti Sanjaya, terletak di Jawa Tengah bagian utara, misalnya Candi Dieng, Candi Gedongsongo
  2. Kerajaan Dinasti Sailendra, terletak di Jawa Tengah bagian selatan, Candi Prambanan, Plaosan, Sewu, Kalasan, Mendut, Pawon, dan Borobudur
  3. Kerajaan Singasari, letaknya di Jawa Timur bagian selatan, candi peninggalan Singasari menjadi kelanjuatan dari Jawa Tengah karena batuan yang hampir sama yakni batu andesit.
  4. Kerajaan Majapahit, letaknya di Jawa Timur bagian utara, menggunakan batu bata karena jauh dari daerah pegunungan.

Pengelompokan peninggalan Hindu-Buddha berdasarkan gaya bangunannya yakni sebagai berikut.

  1. Ellora, 
  2. Gupta, 
  3. Gandara, dipengaruhi budaya-budaya besar barat yakni kebebasan seperti Yunani. Misalnya di Candi Mendut, patung Triratna yang seharusnya bersila dibuat menjadi jegang.


Posting Komentar untuk "Bangunan Sejarah Masa Hindu-Buddha"