Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah



Khalifah Bani Abbasiyah sejatinya merupakan kelanjutan dari Khalifah Umayyah meskipun, berbeda persepsi (pandangan) maupun arah politik. Dinamakan Dinasti Abbasiyah diambil dari pendiri dinasti ini dari keluarga (bani) atau Al Abbas paman Muhamad SAW. Ialah Abdullah Al Saffah Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Al Abbas, sosok dibalik pembentukan dinasti ini. Pada abad ke 7 Masehi, beliau lahir di 104 H di Humaimah (Yatim, 2015, p. 49)

Pada abad ke 8 Masehi situasi politik di Asia Barat Daya relatif masih mencekam setelah rangkaian pergolakan. Pertempuran yang menentukan itu terjadi oleh Pasukan Abdul Abbas melawan Pasukan Marwan ibn Muhammad. Hasilnya negeri Syria jatuh. Dimulai pemerintahan baru yang dipimpin oleh Klan Abbas (Syalabi, 1995, p. 175).

Sejatinya Dinasti Bani Abbasiyah ini lahir dari sebuah ketidakpuasan. Bentuk pemerintahan yang korup, sekuler hingga condong ke poros Syiah dan Khawarij juga orang-orang yang baru masuk Islam yang mayoritas dari Persia (Mawali) (Aminullah, p. 18). Sehingga bentuk ketidakpuasan itu berlanjut hingga adanya reaksi dari rakyatnya. Adalah Bani Abbas yang tampil mendapat dukungan rakyat sehingga, mereka mampu memenangkan pertempuran yang terjadi.

Menelisik asal-usulnya, sejatinya Klan Abbasiyah ini bermukim di sebelah timur Sungai Yordan pasca penaklukan Suriah lalu mengasingkan diri dari dunia saat perang saudara berkecamuk tahun 600-an. Namun, cepat mereka bergerak ada yang menyebut rumor pemindahan kekuasaan dari keturunan Ali RA kepada Bani Abbasiyah. Berakar dari entitas keturunan mereka mengirim diplomat ke Khurasan Timur. Di daerah tersebut, rakyat Persia mampu digerakkan untuk bangkit melawan tirani Bani Umayyah yang menindas.

Untuk mengamankan dukungan rakyat, Bani Abbasiyah ini kerap sesumbar janji. Sampai tahun 747 Masehi yang mana Bani Abbasiyah melontarkan pernyataan perang terbuka. Satu demi satu kota jatuh, dan Kufa pun menjadi milik Abbasiyah. Segera mendirikan pemerintahan namun, tak lupa Marwan dan keluarga Umayyah. Marwan sendiri tertangkap di Mesir (Alkhateeb, 2016, pp. 83-84).

Kejatuhan Dinasti Bani Umayyah ini juga disebabkan oleh besarnya wilayah yang dikuasai. Tercatat daerah dari Perancis hingga Farghana. Hanya tentara Suku Suriah yang menjadi tentara reguler yang mengamankan sepanjang daerah tersebut namun, bukan berarti tidak hanya mereka. Sebenarnya, konsep-konsep universalis atau liberalis yang dihantarkan oleh Abdul Malik tidak selaras dengan konsep Islam monoteisme tadi. Keistimewaan pada Suriah tadi memicu, disintegrasi wilayah lainnya menuju kudeta oleh Dinasti Bani Abbasiyah (Robinson, 2010, pp. 226-227).

Pada masa ini terjadilah keunikan yakni, dualisme kekuasaan atau entitas politik Islam. Karena pada hakikatnya, kekhalifahan dalam Islam itu hanya satu saja. Di saat bercokolnya Bani Abbasiyah di Persia, Bani Umayyah jilid dua lahir di Andalusia (Spanyol). Ada catatan salah satu, atau satu-satunya keluarga Bani Umayyah yang berhasil lolos ke Afrika Utara, ialah perjalanan Abdul Rahman semasa kecil dan perjalanan legendarisnya membawanya sampai ke Emirat Al Andalus atau Bani Umayyah jilid dua tersebut (Alkhateeb, 2016, p. 86).

Posting Komentar untuk "Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah"