Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kajian Teori tentang Museum



Halo bung!, kali ini sejarahkita.com akan mengulas tentang kajian teori tentang museum.

Pengertian Museum

Secara etimologis, istilah "museum" berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu "museoion", yang mengandung arti "tempat pemujaan" atau "kuil" bagi para Muze. Bangunan ini awalnya didirikan sebagai tempat berkumpulnya para cendekiawan, penyimpanan buku, serta benda-benda budaya dan sejenisnya (Sinaga, Anisa & Valensy, 2018: 5-6). 

Menurut International Council of Museums (ICOM) (Sutaarga, 1983: 18-19), museum adalah suatu institusi yang melayani masyarakat dan bertujuan untuk melakukan pengumpulan, perawatan, penelitian, pameran, serta penyajian benda-benda nyata secara terbuka guna memenuhi kebutuhan pendidikan dan hiburan. Museum menjadi sumber pembelajaran bagi pelajar, berisi bukti-bukti mengenai karakteristik masyarakat tertentu, dan memberikan wawasan untuk masa depan.

Asosiasi Museum Amerika (AMA) (Kotler & Kontler, 1998: 6) mengartikan museum sebagai sebuah lembaga yang berfokus pada pendidikan dan pemeliharaan benda-benda nyata, baik yang bergerak maupun tidak, yang dipamerkan secara teratur. Lembaga ini memiliki staf profesional dan karyawan yang bekerja penuh waktu, serta terbuka untuk umum dalam periode tertentu selama setidaknya 120 hari dalam setahun.

Dengan merujuk pada definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa museum adalah suatu institusi atau tempat yang bertujuan untuk memelihara dan melestarikan benda-benda bersejarah dari masa lalu yang berkaitan dengan sejarah manusia, dan ini dilakukan untuk kepentingan masyarakat secara luas. Museum mengumpulkan berbagai koleksi benda dan informasi yang berhubungan dengan sejarah. Fungsinya mencakup menjaga, merawat, dan memamerkan benda-benda bersejarah, kuno, dan penting, yang dapat diakses oleh masyarakat umum tanpa tujuan komersial.

Macam dan Jenis Museum

Penggolongan subjek koleksi museum di Indonesia mengelompokkan museum menjadi dua jenis utama: museum umum dan museum khusus. Museum umum mengumpulkan peninggalan alam dan budaya dari suatu lingkungan dengan fokus pada aspek ilmiah. Klasifikasi museum umum meliputi museum tingkat daerah dan nasional. Sementara itu, museum khusus memiliki koleksi spesifik yang berfokus pada suatu bidang ilmu tertentu, seperti teknologi, transportasi, telekomunikasi, dan kesehatan (Hadiasmara, 1992: 15-16).

Di dalam museum, berbagai benda dan dokumen disimpan sebagai objek koleksi. Koleksi ini merupakan kumpulan peninggalan sejarah dan budaya manusia beserta lingkungannya, yang ditampilkan dalam museum. Fokus utama aktivitas museum adalah pada koleksi simpanannya yang memiliki nilai pembelajaran dan perkembangan dalam sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.

Koleksi museum dibagi berdasarkan jenis bahan penyusunannya dan perbedaan ilmu pengetahuan. Berdasarkan bahan penyusunannya, koleksi dibagi menjadi tiga kelompok besar:

1. Koleksi Organik: Terdiri dari bahan hidup dengan komposisi hidrokarbon yang bisa mengalami pembusukan, seperti kertas, tekstil, kulit, kayu, tulang, dan gading.
2. Koleksi Anorganik: Berisi unsur-unsur anorganik seperti logam dan mineral.
3. Koleksi Campuran: Koleksi yang terdiri dari campuran zat organik dan anorganik, seperti lukisan (kanvas yang berasal dari bahan organik dan cat yang berasal dari bahan anorganik) (Sinaga, dkk., 2018: 12).

Berdasarkan perbedaan ilmu pengetahuan, museum dibagi menjadi dua jenis utama:

1. Museum Ilmu Alam dan Teknologi: Meliputi museum zoologi, geologi, industri, kesehatan, dan lain sebagainya.
2. Museum Ilmu Sejarah dan Kebudayaan: Seperti museum seni rupa, folklore, etnografi, dan arkeologi (Sinaga, dkk., 2018: 21).

Museum dapat pula diklasifikasikan berdasarkan pengelolaannya. Ada berbagai macam pengelolaan museum, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, atau oleh lembaga pendidikan seperti Museum Pendidikan Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, ada juga museum yang dikelola oleh swasta, termasuk museum independen, museum militer, museum perusahaan komersial, dan museum pribadi. Museum juga dapat dibedakan berdasarkan jenis pameran, seperti museum konvensional yang menggunakan gedung dan ruang pamer, serta museum rumah bersejarah seperti museum sasmitaloka yang menghuni gedung yang memiliki sejarah penting (Sinaga, dkk., 2018: 22-23).

Berdasarkan kategori koleksi, Direktorat Permuseuman menyebutkan ada 10 jenis koleksi museum:

1. Koleksi Geologi: Batuan alam dalam tanah.
2. Koleksi Biologika: Makhluk hidup.
3. Koleksi Etnografika: Karya manusia di masa lalu.
4. Koleksi Arkeologi: Budaya manusia di masa lalu.
5. Koleksi Historika: Peninggalan sejarah dan peristiwa bangsa penjajah.
6. Koleksi Numismatika dan Heraldika: Alat tukar yang sah.
7. Koleksi Filologika: Naskah lama.
8. Koleksi Keramologika: Benda dari tanah liat.
9. Koleksi Seni Rupa: Hasil karya manusia.
10. Koleksi Teknologika: Peralatan dari teknologi tradisional (Sinaga, dkk., 2018: 27-28).

Dalam kesimpulannya, museum memiliki berbagai jenis yang didasarkan pada pengelompokan koleksi, bidang ilmu, serta pengelolaannya. Koleksi menjadi fokus utama museum dalam menjalankan kegiatannya dan menjadi ciri khas yang membedakan museum dari institusi lainnya. Setiap koleksi memiliki nilai dan informasi sebagai objek sejarah manusia dan lingkungannya (Sinaga, dkk., 2018).

Fungsu dan Manfaat Museum


Museum berperan sebagai tempat penyimpanan berbagai benda dan dokumen yang dijadikan koleksi. Koleksi tersebut merupakan kumpulan benda peninggalan sejarah, hasil budaya manusia, alam, dan lingkungan yang dipamerkan di dalam museum. Museum bukan hanya tempat untuk memamerkan benda-benda, seni, ilmu, dan teknologi, tetapi juga berfungsi sebagai cagar budaya yang memiliki nilai pendidikan. Mengunjungi museum memberikan kesempatan untuk melihat dan mempelajari nilai-nilai kehidupan masa lalu, yang dapat menjadi bekal untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Pendekatan warisan budaya dapat digunakan dalam memanfaatkan museum sebagai sumber pembelajaran, dengan harapan siswa dapat memahami akar budaya bangsanya (Pinasti, 2010: 66).

Museum memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai:

  1. Tempat Pendidikan di Luar Sekolah: Museum menggunakan koleksinya untuk memberikan pendidikan informal.
  2. Pusat Pemberitahuan dan Penelitian: Museum menjadi pusat informasi dan penelitian tentang koleksi-koleksinya.
  3. Sarana Penyampaian Materi Pembelajaran: Museum bisa menjadi media untuk penyampaian materi pembelajaran tertentu.
  4. Tempat Wisata: Museum juga berfungsi sebagai tempat wisata edukatif.
  5. Pemajuan Budaya dan Kesenian: Museum di Indonesia juga berfungsi untuk memajukan kesenian dan budaya.
  6. Penghindaran Kemiskinan Budaya: Museum membantu melindungi budaya dari kemiskinan budaya.
  7. Penelitian: Museum menjadi sumber informasi dan tempat penelitian.
  8. Pendidikan: Museum membantu pendidikan dengan mengenalkan pengetahuan dan budaya kepada generasi muda.
  9. Rekreasi Edukasi: Museum menggabungkan rekreasi dengan pembelajaran.
  10. Wisata Edukasi: Museum menjadi objek wisata yang memberikan pemahaman tentang perkembangan sosial budaya.
Museum juga digunakan untuk menunjukkan pesan nilai dan makna peradaban manusia melalui koleksinya. Fungsi museum seperti yang didefinisikan oleh ICOM dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1995 (Sutaarga, 1991: 3) meliputi menjaga, melestarikan, menyampaikan, mengenalkan, dan memanfaatkan warisan budaya nasional untuk pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjalankan kegiatan ketatausahaan. Museum juga memiliki peran penting dalam menunjukkan perkembangan alam dan sejarah peradaban manusia, serta sebagai objek wisata edukasi (Sinaga, dkk., 2018: 10).

Pendekatan pembelajaran di dalam museum harus aktif dalam membangun pemahaman siswa tentang dunia melalui refleksi pengalaman dan interpretasi benda koleksi. Museum juga dapat digunakan sebagai alat peraga dan budaya dari masa lalu melalui pengamatan langsung terhadap koleksi. Dengan mendirikan museum, masyarakat bisa memelihara cagar budaya, memberikan rekreasi edukatif, dan mendidik generasi saat ini dalam melestarikan kebudayaan bangsa (Pratameng Kusumo, 1990: 25-29).

Mengunjungi museum memberikan manfaat bagi peserta didik, seperti memperoleh informasi tentang sejarah masa lampau, meningkatkan kreativitas, dan kebebasan berekspresi. Pendekatan kunjungan ke museum membantu mengembangkan kecerdasan siswa secara holistik dan tidak hanya menghafal fakta. Museum adalah lembaga yang menjaga, memelihara, mengumpulkan, meneliti, menunjukkan, dan menyampaikan informasi tentang warisan budaya bangsa kepada masyarakat. Melalui museum, generasi muda dapat belajar dan memahami sejarah manusia dan kebudayaannya.

Posting Komentar untuk "Kajian Teori tentang Museum"