Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Materialisme Sejarah Menurut Karl Marx



Dunia tersusun atas materi-materi. Dari mahluk yang dikatakan mati ataupun yang dikatakan hidup, semua tersusun atas materi-materi yang membentuknya. Materi utama penyusun dari dunia ini disebut atom. Atomlah yang menyusun-menyusun semuanya yang ada disemesta ini. Manusia sendiri hakikatnya juga tersusun atas atom-atom yang berikatan. 

Selain itu mahluk hidup lainnya termasuk manusia sendiri membutuhkan materi/zat lain yang didapatkan dari luar, dikarenakan tidak semua mahluk hidup bisa mensintesis kebutuhannya sendiri. Manusia membutuhkan makan, makanan adalah sekumpulan materi. Manusia membutuhkan minum, minuman itu sendiri merupakan materi. 

Dari contoh di atas sudah jelas manusia adalah mahluk yang membutuhkan materi untuk keberlangsungan hidupnya. Tidak mungkin bagi manusia hidup tanpa materi-materi yang disekelilingnya.

Materi-materi yang ada telah membentuk pola perilaku manusia yang ada. Materi-materi yang ada membuat manusia harus menyesuaikan pola hidupnya dengan materi-materi disekitarnya. Pola-pola perilaku ini akan membentuk cara-cara hidup dalam masyarakat, akan membentuk ekonomi masyarakat yang ada. 

Pola-pola ekonomi secara otomatis akan membuat sistem social masyarakat yang ada. Kita bisa lihat berbeda sekali pola kehidupan masyarakat pertanian dengan masyarakat nelayan. Dalam tingkah laku mereka dalam sistem ekonomi dan sosial.

Dalam sejarah manusia sendiri, materi berperan begitu penting dalam keberlangsungan hidup manusia dan membentuk sejarah manusia itu sendiri. Sejarah menurut Karl Marx berjalan menurut hukum-hukum yang dikenal, dan atas dasar hukum-hukum ini dimungkinkan membuat ramalan-ramalan tentang jalannya sejarah dimasa yang akan datang. 

Tenaga pendorong proses sejarah yang penuh darah itu dicari Marx dalam produksi untuk bahan kehidupan manusia(makanan, pakaian, rumah, dan sebagainya), karena pemikiran pokoknya adalah: “Bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka, tetapi terbalik, keadaan masyarakatlah yang menentukan kesadaran manusia”. Menurut Marx jalannya sejarah manusia adalah sejarah pertentangan kelas.

Dari zaman kuno manusia hidup sudah terjadi pertentangan kelas. Kelas-kelas raja mengusai kelas-kelas budak-budak  dan kelas pedagang yang ada. Kelas-kelas raja mengusai sumber produksi untuk keberlangsungan kelasnya. Lambat laun kelas-kelas yang tertindas melawan para raja-raja yang ada, dan berhasil mengalahkan raja-raja yang ada. Kelas raja atau bangsawan akhirnya digantikan oleh kelas-kelas baru yaitu kelas Borjuis. 

Kelas Borjuis (Kapital) ini mengusai sumber produksi yang ada dan menciptakan kemakmuran bagi kalangannya. Namun kita tau disetiap jalannya sejarah pasti ada kelas-kelas yang tertindas. Dalam posisi ini kelas yang tertindas oleh para Borjuis(Para Kapital)  adalah kelas Buruh. Marx hidup di zaman kejamnya kapitalisme, di mana saat itu buruh-buruh dieksplotasi secara besar-bersaran oleh kaum borjouis (pemilik modal). 

Ia berpendapat : “Jika kaum buruh terus dieksplotaisi oleh kaum borjouis (pemilik modal). Nantinya kaum buruh akan menyimpan amarah dan dendam, yang sewaktu-waktu akan pecah menjadi konflik. Sesudah konflik, akan terbentuk suatu tatanan sosial yang baru, yang lebih menyejaterahkan semua lini masyarakat.” Marx berpendepat, bahwa dalam kapitalisme, konsentrasi kekayaan kaum Kapitalis dan penderitaan kaum buruh meningkat. 

Hal ini mengakibatkan terjadinya ketegangan antara kedua kaum tersebut, akhirnya para kelas tertindas seperti pada umumnya melakukan perlawanan dalam bentuk Revolusi dan menuju kemenangan kaum Buruh. 

Dari Pendapat tersebut Karl Marx Mengambil kesimpulan bahwa setelah Revolusi akan terjadi sbuah masyarakat yang hanya terdiri dari satu kelas dan merupakan masyarakat tanpa kelas. 

Semasa hidup, Marx banyak menghabiskan waktu untuk meneliti masyarakat. Teori-teorinya tentang masyarakat berhasil mengguncang dunia. Bahkan buah pikirannya tentang konsep kepemilikan bersama (Komunisme) dipakai sebagai dasar negara oleh Uni Soviet. 

Eksperimen besar yang dilakukan oleh Uni Soviet dalam mempraktekan ajaran Marx ternyata tidak berhasil. Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Bisa dikatakan Marx telah gagal. Namun, akankah muncul konflik baru yang akan membawa masyarakat kearah kesejahteraan?.



Referensi:

Paul-Heinz Koesters. 1987. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia. Jakarta: Gramedia. 

Frans Magnis-Suseno. 2016. Pemikiran Karl Marx. Jakarta: Gramedia.


Posting Komentar untuk "Materialisme Sejarah Menurut Karl Marx"