Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sejarah Dinasti Sung

Emperor Taizu of Song (927-976). Ilustrasi: Pinterest.com


Sejarah Dinasti Sung - Dinasti Sung didirikan oleh Chao Kuang Yin, dengan gelarnya Sung T’ai Tsu.

Dinasti ini sering mendapat ancaman dari bangsa-bangsa di perbatasan, seperti Bangsa K’itan (sebelah utara), Bangsa Jurchen (dari Manchuria), dan Bangsa Mongol (dari Mongolia). 

Akibat adanya ancaman-ancaman tersebut Dinasti Sung terpecah menjadi 2 bagian, yaitu:

Sung Utara (960-1127 M) yang beribukota di Pien atau K’aifeng dan Sung Selatan (1127-1279 M) dengan Nanking sebagai ibukotanya.

1. Sung Utara (960-1127 M)

Akibat banyaknya ancaman yang didapat oleh Dinasti Sung, perpindahan pusat pemerintahan sering dilakukan untuk menghindari serangan dari ketiga bangsa tersebut. 

Kaisar-kaisar Sung sering melakukan politik pembelian perdamaian dengan memberikan upeti untuk menjaga keseimbangan politik.

Dibawah pemeruntahan Sung T’ai Tsu, Dinasti ini bercita-cita untuk mempersatukan seluruh Cina, tetapi sebelum terealisasi T’ai Tsu meninggal dunia pada tahun 976 M. 

 Selanjutnya Dinasti Sung dipimpin oleh Sung T’ai Tsung (976-998 M). Ia berhasil menaklukkan Hangchow. Pada masa pemerintahannya dinasti ini sering mendapat ancaman dari bangsa K’itan. Bangsa K’itan berhasil mendirikan Kerajaan Liao (907-1124 M).

Bangsa K’itan tidak dapat ditaklukkan oleh Dinasti Sung. Pada masa pemerintahan kaisar yang ketiga, Sung Chen Tsung (998-1023 M) melakukan penyerangan tetapi juga gagal. 

Akhirnya, dibuatlah perjanjian perdamaian pada tahun 1004 M. Perjanjian tersebut membuat Dinasti Sung untuk membayar upeti kepada Bangsa K’itan dengan 100.000 tael perak dan 200.000 gulung sutra setiap tahunnya.

Perjanjian tersebut melemahkan Dinasti Sung yang mengakibatkan munculnya kerajaan lain di perbatasan, yaitu Kerajaan His-hsia dari suku bangsa Tangut di Tibet. 

Pada masa pemerintahan Sung Jen Tsung (1023-1063 M), perjanjian perdamaian juga dibuat dengan Kerajaan His-hsia. 

Perjanjian tersebut mewajibkan Dinasti Sung untuk membayar upeti 250.000 ons perak dan 250 gulung sutra dan 250.000 kati teh setiap tahunnya kepada Kerajaan His-hsia.

Keadaan Dinasti Sung benar-benar melemah, apalagi saat itu Cina dilanda kelaparan pada tahun 1047 M. Melemahnya Dinasti Sung memberikan kesempatan bangsa-bangsa lain untuk memperkuat diri. 

Bangsa Jurchen misalnya, dapat mendirikan Kerajaan Chin (1115-1234 M). Awalnya, Bangsa Chin ini bersekutu dengan Dinasti Sung untuk melawan bangsa K’itan. Pada tahun 1124 M mereka berhasil menaklukkan Kerajaan Liao dari Bangsa K’itan. 

Tetapi selanjutnya, Bangsa Chin mulai mengancam Dinasti Sung dan terus melakukan penyerangan. Kaisar Sung Hui Tsung (1100-1125 M) turun takhta dan digantikan oleh putranya, Sung Chin Tsung. 

Pada masa ini peperangan terjadi antara Chin dan Sung. Bangsa Chin mau untuk berdamai, tetapi Dinasti Sung harus mengganti biaya perang sebesar lima juta ons emas, 50 juta ons perak, dan 10.000 ekor sapi dan kuda dan satu juta gulung sutra. 

Tetapi, saat bala bantuan datang, Sung Chin Tsung malah melanjutkan peperangan. 

Dinasti Sung tetap kalah dan Bangsa Chin berhasil menaklukkan Kota Kaifeng pada 1127 M, dan akhirnya runtuhlah Dinasti Sung Utara.

2. Sung Selatan (1127-1279 M)

Runtuhnya Kota Kaifeng bukan berarti berakhirnya masa Dinasti Sung. Orang-orang Sung yang berada di Cina selatan yang dipimpin oleh Pangeran Kang atau Putra Kaisar Sung Hui Tsung berhasil mendirikan pemerintahan lagi dengan ibukota di Nanking. Pangeran Kang yang naik tahta bergelar Sung Kao Tsung.

Pada masa pemerintahannya Bangsa Chin masih tetap melakukan penyerangan hingga ke lembah Yangtse Kiang. Hal tersebut membuat Sung Kao Tsung terpaksa memindahkan pusat pemerintahannya ke Hangchow pada tahun 1138 M. 

Cina pada masa ini terpecah menjadi dua, sebelah utara dikuasai oleh Bangsa Chin dari Jurchen dan selatan dikuasai Dinasti Sung dengan Sungai Yangtse Kiang menjadi daerah pembatas.

Dinasti Sung dan Bangsa Chin membuat kesepakatan perdamaian pada tahun 1141 M. Keduanya menyetujui bahwa daerah perbatasan berada di antara Sungai Kuning dan Sungai Yangtse. 

Selain itu, Dinasti Sung akan menyerahkan upeti kepada Bangsa Chin sebesar 250.000 ons perak dan 250.000 gulung sutera. Meskipun perjanjian perdamaian sudah disepakati, peperangan masih sering terjadi. 

Sumber: Agung S., Leo. 2015. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Ombak 




Posting Komentar untuk "Sejarah Dinasti Sung"