Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Akulturasi Kebudayaan Hindu dengan Kebudayaan Indonesia

Candi Plaosan di Klaten sebagai hasil akulturasi kebudayaan Hindu dengan Kebudayaan Indonesia. Foto: A.T. Wardhana/ Sejarahkita.com

Akulturasi adalah bentuk asimilasi dalam kebudayaan di mana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. 

Masalah akulturasi adalah penyesuaian diri antara manusia dan golongan-golongan manusia, yaitu bangsa yang berhubungan. 

Dalam penyesuaian ini mereka yang mempunyai kebudayaan yang tinggi akan menjadi pemimpin. 

Proses akulturasi telah ada sejak dahulu kala yaitu sejak adanya kontak sosial antara manusia yang telah berbudaya. 

Suatu kelompok manusia yang merupakan suatu masyarakat dengan bentuk kebudayaan tertentu pasti akan memiliki kelompok-kelompok dengan bentuk kebudayaan lain (Koentjaraningrat, 1975:120)

Akulturasi dapat terjadi secara sukarela dan dapat juga karena paksaan. 

Bangsa-bangsa yang dominan dalam akulturasi kadang-kadang mengunakan kekerasan dalam memasukkan unsur baru yang menyababkan terjadinya perubahan dalam kebudayaan yang tingkat kebudayaannya masih rendah.

Kalau ditinjau sujarah kebudayaan Indonosia dapat dikatakan bahwa akulturasi dengan kebudayann Hindu dan kebudayaan Islam bersifat sukarela Sedangkan akulturasi dengan kobudayaan Barat bersifat paksaan, sekalipun secara tidak langsung (T.O Ihromi, 1986:24) .

Kebudayaan Hindu datang kira-kira dalam abad pertama terjadilah akulturasi kebudayaan Nusantara dengan kebudayaan asing itu. 

Akibat akulturasi ini terbentuklah corak kebudayaan yang diistilahkan orang dengan kebudayaan Nusantara-Hindu. 

Dalam abad ke-12 datanglah budaya Islam di Indonesia maka terjadilah akulturasi yang melahirkan corak kebudayaan Nusantara-Islam. 

Sementara proses akulturasi kebudayaan Islam berjalan masuklah kebudayaan barat pada abad ke-16 maka terjadilah akulturasi dengan kebudayaan Barat yang berlanjut sampai sekarang

Mengenai akulturasi Indonesia dengan kebudayaan Hindu ada dua teori. 

Pertama: tingkat kebudayaan Indonesia jauh berbeda dari kebudayaan Hindu, kedua kebudayaan Hindu tidak jauh berbeda. 

Untuk membuktikan bahwa Indonesia tidak seluruhnya mendapat pongaruh dari kebudayaan Hindu maka seorang penyelidik J. Brandes tahun 1889 menyatakan 10 unsur pokok kobudayaan Indonesia asli yaitu seni wayang, gamelan, bentuk metrik, batik,mengerjakan logam, sistim mata uang, pelajaran, ilmu bintang, bertani dengan pengairan dan susunan pemerintahan.

Dalam berakulturasi antara kebudayaan Indonesia dangan kebudayaan Hindu kita mengambil unsur-unsur yang sama diantaranya :

1. kepercayaan kepada sakti

2. kepercayaan pada dewa bumi

3. kepercayaan pada kesuburan yang dilambangkan sebagai wujud lingga. lingga merupakan perkembangan dari menhir lambang kekuatan alam yang luar hiasa

4. kepercayaan animsime dan dinamisme. Animisme adalah kopercayaan pada roh nonek moyang sedangkan dinamismo adalah keperyacaan pada benda-banda yang dianggap mempunyai koknatan gaib.

5. pemujaan kepada nenek moyang dan dewa raja cultus

6. mythologi tentang kosmos

7. disubtrad Asia Tenggara tidak ada sistim kasta selain di India

8. sistim mocopat. ( Koontjaraningrat, 1975: 122-125).

Karena kebudayaan Hindu dan kebudayaan Indonesia mempunyai derajad dan unsur-unsur yang sama maka terjadilah akulturasi.

Sumber:

Koentjaraningrat. 1969. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Koentjaraningrat. 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.


Posting Komentar untuk "Akulturasi Kebudayaan Hindu dengan Kebudayaan Indonesia"