Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Perang Boer II: Cikal Bakal Gerakan Kapanduan



Oleh: Almas Hammam Firdaus

Membahas tentang gerakan kepanduan yang mana di Indonesia bernama Pramuka jujur saja saya sejak SD sampai SMA sangat jarang berangkat Pramuka, bahkan saya ingat sekali sewaktu SMP, 1 semester pernah saya tidak berangkat Pramuka sama sekali dengan alasan yang sangat tidak suka dengan Pramuka yang tentu saja itu membuat saya harus menjalani banyak hukuman dari kakak pembimbing mulai dari mendapat poin pelanggaran, membersihkan lapangan upacara, membuat makalah tentang kepramukaan yang tentu saja tidak pernah saya kerjakan dan kumpulkan, dijemur di lapangan dan masih banyak lagi lainnya. Tapi yang saya bahas pada artikel ini bukanlah pengalaman saya tentang gerakan Pramuka, namun disini saya akan membahas tentang sisi lain Perang Boer II yang menjadi cikal bakal gerakan kepanduan.

Bermula dari Perang Boer II

Sejarah awal kepanduan tentu tidak bisa dilepaskan dari tokoh pelopornya yang tidak lain dan tidak bukan adalah yakni Kolonel Robert Stephenson Baden Powell. Pria yang lahir di London, Inggris pada 22 Februari 1857 ini adalah seorang Letnan Jenderal angkatan bersenjata Kerajaan Inggris. Kala Perang Boer II berkecamuk di Afrika Selatan tahun 1899, Boden Powell juga turut andil dalam perang tersebut untuk membela negaranya (Inggris) melawan pasukan bangsa Boer.

Dalam suatu pertempuran di Kota Mafeking, Afrika Selatan pasukan Kerajaan Inggris terdesak. Nampaknya pasukan Boer tampak lebih kuat dari sebelumnya. Akhirnya untuk mengatasi hal tersebut, dikerahkanlah anak-anak berusia 15 tahun yang sudah dididik dan dilatih untuk dijadikan semacam Cadetcorps (Korps Taruna). Dikatakan pula oleh Baden Powell bahwa yang mengorganisir pasukan anak-anak ini adalah Lord Edward Cecil yang mana merupakan seorang Kolonel pasukan Inggris tersebut. Bersama Baden Powell, Lord Edward Cecil ini bahu-membahu untuk mencari cara mengalahkan pasukan Boer.

Pasukan anak-anak yang berusia 15 tahun ini kemudian ditugaskan sebagai kurir penyampai pesan para perwira ke pasukan Kerajaan Inggris yang tersebar. Berkat bantuan pasukan anak-anak ini, pasukan Kerajaan Inggris sukses mempertahankan Kota Mafeking yang dikepung selama berhari-hari oleh pasukan Boer sekaligus memukul mundur mereka. Berkat inilah nama Baden Powell mulai terkenal.

Memang diakui, bahwasanya pasukan anak-anak yang dikerahkan ini cukup cerdas, bisa diandalkan dan pemberani. Meskipun salah seorang diantaranya yang bernama Sidney Harrhy harus kehilangan nyawanya. Ternyata pasukan anak-anak ini tidak hanya dikerahkan Inggris dalam Perang Boer II di Mafeking saja, pasukan anak-anak juga dikerahkan dalam perang di Buluwayo, Zimbabwe yang bahkan disitu pasukan anak-anak ini dilatih memakai senapan laras pendek.

Perintisan Kepanduan

Berkat Perang Boer II dan pembelajaran untuk bertahan hidup di alam liar yang didapat dari kawannya, Fredrick Russel Burnham yang merupakan Perwira Pasukan Kerajaan Inggris asal Amerika Serikat selama di Afrika, Boden Powell terinspirasi untuk memberntuk anak-anak Inggris seperti anak-anak di Afrika dalam Perang Boer II dan Perang di Buluwayo, Zimbabwe. Oleh karenanya setelah tugasnya di Afrika selesai, Boden Powell kemudian menulis buku yang isinya tentang kepanduan dan militer serta pengalamannya ketika di Mafeking, Afrika Selatan saat mengerahkan anak-anak dalam Pertempuran Boer II sebagai Cadetcorps.

Pada 24 Januari 1908, Boden Powell memberi pelatihan kepemimpinan kepada 21 remaja laki-laki dari sekolah khusus anak laki-laki di London, Inggris dalam perkemahan di Brownsea Island, Poole Harbour, Durset, Inggris. Pelatihan inilah yang menjadi cikal bakal gerakan kepanduan. Gerakan itu pun akhirnya mendunia. Gerakan kepanduan ini pun tidak hanya sebagai pencetak generasi remaja yang siap berbakti dan membela Kerajaan Inggris saja, namun gerakan Kepanduan ini juga berhasil menginspirasi negara-negara lain utamanya yang belum merdeka dalam hal menumbuhkan rasa dan jiwa nasionalisme bagi para generasi mudanya.

Pun di Indonesia yang mana gerakan Kepanduan juga turut andil dalam menumbuhkan rasa nasionalisme. Sejarah gerakan kepanduan di Indonesia berawal dari munculnya Nationale Panvinderij Organisatie pada tahun 1912 di Bandung oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Berkembangnya sikap nasionalisme rakyat pribumi terutama generasi mudanya berdampak pada perubahan Padvinderij hingga memunculkan banyak organisasi Kepanduan yang bersifat kedaerahan diantaranya Javaansche Padvinders Organisatie yang dipelopori oleh Mangkunegara VII pada tahun 1916, Padvinders Muhammadiyah pada tahun 1920, Nationale Padvinders Budi Utomo, Syarikat Islam Afdeling Padvinders, dan lain sebagainya.

Hingga akhirnya pada 9 Maret 1961 diputuskan untuk memperbarui organisasi kepanduan yang berada di daerah-daerah untuk dilebur menjadi satu yang kemudian menghasilkan Kep. Presiden RI No 112 Tahun 1961 pada 5 April 1961 tentang pembentukan gerakan Pramuka yang namanya dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX berasal dari Poromuko (pasukan terdepan dalam perang). Hingga pada 14 Agustus 1961 diperkenalkanlah gerakan Pramuka kepada khalayak ramai dengan Sri Sultan Hamengkubuwono sebagai Ketua Kwartir Nasional yang menjadi awal gerakan Pramuka hingga kini.

Referensi:

Dyah Kumalasari. (2017. Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam Gerakan Pramuka Indonesia (1961-1988). Jurnal Pendidikan Sejarah FIS UNY bagian abstraksi. Diakses: http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=7308&keywords=

Moh Ainul Yaqin. (2020). Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia. Diakses: https://www.tagar.id/sejarah-gerakan-pramuka-di-indonesia

Petrik Matanasi. (2020). Sejarah Pramuka: Awalnya Kurir Pasukan Inggris dalam Perang Boer. Dapat diakses: https://tirto.id/sejarah-pramuka-awalnya-kurir-pasukan-inggris-dalam-perang-boer-es2a

Robert Stephenson Boden Powell. (1907). Sketches In Mafering and East Africa.

Posting Komentar untuk "Perang Boer II: Cikal Bakal Gerakan Kapanduan"