Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengertian Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi

Foto: unsplash.com

Prosedur penelitian merupakan tata urutan yang harus dijalani untuk melaksanakan sebuah penelitian.

Dalam disiplin ilmu sejarah setidaknya ada empat tahap penelitian yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi.

Berikut ini pengertian dan penjelasan dari keempat tahapan penelitian sejarah:

1. Heuristik

Heuristik yakni kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau (Daliman, 1971: 17).

Heuristik dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis berupa buku-buku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan tema penelitian.

Dalam pengumpulan data ini dilakukan studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data tertulis yang berupa buku-buku, surat kabar dan majalah.

2. Kritik

Kritik merupakan kegiatan menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu sejati atau autentik dan dapat dipercaya atau tidak.

Setelah ditemukan beberapa sumber yang mendukung permasalahan di atas, maka sumber yang ada tersebut diadakan kritik yang meliputi kritik intern dan ekstern. (Helius Sjamsuddin, 1996: 103)

Kritik intern yaitu kritik yang ditujukan untuk mengkaji kredibilitas sumber, apakah isi pernyataan, fakta-fakta dan ceritanya dapat dipercaya atau tidak.

Kebanyakan pekerjaan dalam kritik intern adalah mengenai kritik-kritik teks.

Kritik intern meliputi pengertian kata-kata dan kesahihan dari pernyataan yang ditulis oleh penulis termasuk kredibilitas pernyataan penulis (Consuelo G. Sevilla dkk, 1993: 59).

Kemudian kritik ekstern, kritik ekstern yaitu kritik terhadap apakah sumber yang dikehendaki asli atau tidak, utuh dan tiruan. Dapat dikatakan kritik ekstern karena mengkritik terhadap fisiknya atau luarnya, meneliti bahan yang berguna, gaya bahasa, dan sebagainya.

Dalam melakukan kritik ekstern akan ditemukan masalah yang meliputi pemalsuan, penipuan, ciptaan dan fakta yang diputarbalikan serta kutipan penulis (Consuelo G. Sevilla dkk, 1993: 59).

Dalam mengambil sumber dari surat kabar perlu diperhatikan bahasa yang digunakan.

Surat kabar sering menggunakan bahasa yang dapat menarik orang, sebagai contoh dalam Suara Merdeka 5 Januari 1989 dikatakan bahwa Amerika Serikat rontokkan dua pesawat Libya, maka diperhalus menjadi Amerika Serikat menembak dua pesawat Libya.

3. Interpretasi

Langkah ketiga ini merupakan penafsiran data yang diperoleh. Menurut Daliman (1971: 17) “interpretasi adalah menetapkan makna dan saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh”.

Interpretasi dilakukan dengan cara menafsirkan data yang telah terkumpul sehingga diperoleh fakta sejarah.

Dari data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan kritik sumber dengan cara membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain untuk mendapatkan data yang obyektif.

Dengan demikian dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut akan dihasilkan fakta sejarah.

4. Historiografi

Historiografi menurut Daliman (1971: 24) “adalah penulisan sejarah”.

Historiografi dapat pula diartikan  kegiatan menyusun cerita sejarah berdasarkan fakta sejarah yang ada.

Dalam menyusun cerita-cerita sejarah diperlukan kemahiran dalam memilih dan merangkai kalimat serta penggunaan bahasa yang baik dan benar.

Imajinasi sangat diperlukan dalam tahap ini untuk merangkai fakta yang satu dengan fakta yang lain.

Historiografi akan menghasilkan sebuah cerita sejarah yang dapat dipercaya secara ilmiah.

Posting Komentar untuk "Pengertian Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi "